Bersama Kuasa Usaha at Interim KBRI Cairo, Teuku Darmawan

Dari kiri: Syafruddin Mukhlis (Ketua DPD Mansoura), Nur Furqon Nashrullah, Lc. (Ketua DPD Tanta), Amrizal Batubara, S.S. (Presiden PPMI Mesir), Teuku Darmawan (KUAI KBRI Cairo), A. Solikhan (Ketua DPD Zagazig), Muhlasson Jalaluddin, Lc. (Staf Atdikbud KBRI Cairo).

Gerakan 100 Kunci

Ketua DPD PPMI Tanta, Nur Furqon Nashrullah Mengawali Kepemimpinannya dengan Program Gerakan 100 Kunci.

Wisuda Mahasiswa Indonesia

Resepsi Wisuda Mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar.

Pelantikan Pengurus DPD PPMI Tanta Periode XIX Masa Bakti 2013-2014

Pelantikan Pengurus DPD PPMI Tanta pada Senin, 9 September 2013 di Rumah Anggota.

HOTLINE

HOTLINE Perlindungan WNI di Mesir: +201022229989.

Minggu, 24 November 2013

Workshop & Pelatihan Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Indonesia Di Mesir

Mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menempuh studi di Universitas al-Azhar di Mesir, di masa yang akan datang diharapkan tidak hanya menjadi ulama namun juga pengusaha yang mampu menciptakan perbaikan kesejahteraan di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, saat membuka kegiatan Workshop dan Pelatihan Kewirausahaan untuk Mahasiswa Indonesia di Mesir yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 22-24 November 2013.

Duta Besar juga berharap mindset para peserta mengenai kewirausahaan dapat tercerahkan dengan kehadiran para profesional dalam hal kewirausahaan dari tanah air, yaitu Jamil Azzaini, Prof. Dr. Bustanul Arifin, Fauzi Rachmanto dan I Made Donny Waspada. 

Duta Besar RI juga menyampaikan bahwa dalam pertemuannya dengan Menteri Koperasi dan UKM RI tanggal 18 Oktober 2013, Menteri Koperasi dan UKM telah menyatakan kesediaan untuk memberikan stimulus permodalan awal bagi proposal bisnis terbaik dari partisipan, jika partisipan telah kembali ke tanah air.

Sementara itu, saat memberikan sambutan pada pembukaan workshop, Asisten Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Taty Ariati, menyampaikan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia hanya 1,65% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini jauh lebih sedikit dari jumlah minimal wirausaha di negara-negara middle income yang di atas 2%.

Asisten Deputi berharap dengan penyelenggaraan kegiatan yang baru pertama kalinya diselenggarakan oleh Perwakilan RI di seluruh dunia ini, maka jumlah wirausaha terutama wirausaha muda di Indonesia akan meningkat. Mahasiswa para peserta pelatihan kewirausahaan ini diharapkan mau kembali ke tanah air segera, menjadi wirausaha yang kreatif, inovatif, berdaya saing, menciptakan terobosan baru, inovasi baru dan memiliki karakteristik serta keunikan produk yang menarik pasar.

Sebagaimana disampaikan ketua panitia kegiatan, Lauti Nia Astri Sutedja, Sekretaris Pertama Fungsi Ekonomi KBRI Cairo, kegiatan ini merupakan upaya nyata KBRI dalam mendukung Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2011. 

Tujuan utama Pelatihan Kewirausahaan ini, lanjut Nia, adalah untuk memperkenalkan, menumbuhkembangkan dan memajukan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan pemuda Indonesia yang ada di Mesir. Semangat kewirausahaan ini diharapkan akan menjadi cambuk dan bekal bagi para mahasiswa dan pemuda Indonesia di Mesir untuk kembali ke tanah air dan menjadi wirausahawan handal, inovatif, berdaya saing dan tangguh yang akan memperkuat pondasi perekonomian Indonesia.

Kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh KBRI Cairo bekerja sama dengan Kementerian KUKM dan diikuti oleh 116 peserta mahasiswa tingkat III hingga pascasarjana. Dalam workshop ini, para narasumber akan memberikan materi mengenai dasar-dasar ekonomi, komunikasi bisnis, leadership dan motivasi, mencari peluang usaha dan pembuatan proposal bisnis. 

Sumber : KBRI Cairo

Rabu, 20 November 2013

Silaturrahmi & Dialog Bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

Dalam rangka kunjungan kerja Deputi Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ke Mesir, Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) Cairo mengundang Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir (MASISIR) untuk menghadiri sebuah acara silaturrahim dan dialog tentang "Terorisme", Selasa (19/11),  di Aula Darul Hasan Keluarga Mahasiswa Jambi (KMJ), Kawasan Hay Asyir, Nasr City, Cairo.

Dialog yang mengangkat dan menyibak tentang terorisme tersebut menghadirkan Duta Besar Hari Purwanto, saat ini menjabat sebagai Deputi 3 bidang Kerjasama Internasional di BNPT, dan Prof. Dr. Ihsan Idris, Direktur Deradikalisasi di BNPT, sebagai nara sumber. Di awal presentasinya, Hari Purwanto mengenalkan kepada peserta silaturrahmi tentang arti terorisme sebagaimana didefinisikan di dalam undang-undang Terorisme di Indonesia dan bahaya terorisme. "Terorisme adalah suatu masalah yang  dihadapi tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga di semua belahan dunia, dimana ada kelompok atau perorangan yang mencoba untuk menggunakan cara-cara kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, bermuatan politik dan bertujuan mengubah bentuk NKRI.", ujar Hari.

"Bahaya dari terorisme itu ada 2 yang pertama adalah mendukung terorisme itu sendiri, yang kedua adalah menganggap enteng masalah terorisme. Dan kalo kita bicara terorisme itu memang ada konotasi politik, jadi dia bukan sekedar kriminal biasa tapi selalu ada cakupannya politik.", lanjut Hari menerangkan. Ia juga menambahkan bahwa di dunia ini belum ada satu kesatuan pendapat untuk mendefinisikan apa yang disebut dengan terorisme, yang ada hanyalah definisi, atau working definition, yang artinya adalah definisi dimana dengan definisi tersebut kita bisa melakukan untuk melakukan penanggulangan terorisme.

Selain itu, dalam presentasinya Prof. Dr. Ihsan Idris memaparkan tentang proses tahapan bagaimana teroris itu bertindak dan apa kaitannya dengan paham radikalisme. "Paham radikal, jadi anak tangga sebelum menjadi teroris itu jadi dikemas dulu dalam bahasa agama bukan single factor, tetapi kemuadian bergeser, jadi mereka bukan lagi berjuang menegakkan syariat islam, mereka menciptakan keributan, menyerang polisi dan lain sebagainya. bahkan mereka tidak tau syariat islam.", tutur Ihsan berapi-api. Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya para teroris tersebutlah yang selama ini kita dengar menyuarakan ditegakkannya syariah, padahal justru mereka sendiri yang menghancurkan syariah islam dengan tidak memperhatikan penjagaan dan perlindungan terhadap maqosid syariah yang lima.

Dialog yang dimoderatori oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Dr. Fahmy Lukman, M.Hum tersebut dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya atau berkomentar. Kemudian acara dilanjutkan dengan ramah tamah sampai dengan selesai. Hadir juga dalam acara tersebut Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Fahmy Lukman, M.Hum, Meribintar Simorangkir, pimpinan fungsi politik KBRI Cairo, Staff KBRI Cairo, dan sekitar 45 para hadirin. (MHA)
Sumber: AtdikCairo.org

Minggu, 17 November 2013

DPD PPMI Tanta: Kajian Dengan Nama Bincang Serius

Menyadari akan pentingnya belajar menerjemahkan sebuah idea ke dalam bentuk tulisan yang sistimatis dan mudah difahami, dan sebagai upaya menyiasati minimnya tugas membuat makalah atau tugas praktek menulis dari Universitas Al-Azhar, DPD-PPMI Tanta mengundang Mahasiswa Indonesia di Tanta (MASITA) untuk menghadiri sebuah acara ilmiyah dengan nama “Bincang Serius” di Rumah Anggota (RUANG) DPD-PPMI Tanta (16/11).

Hasani Usman, Koordinator Bidang Pendidikan dan Kebudayaan  DPD-PPMI Tanta mengatakan bahwa Bincang Serius adalah format baru dari kegiatan forum ilmiyah yang selama ini diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Indonesia Fakultas Ushuluddin dan Syariah. Namun, menurut Hasani, mengingat kegiatan ini sudah lama tidak aktif, maka Bid. Dikbud menggagas format baru tersebut untuk mewadahi kegiatan ilmiyah mahasiswa. Kajian dalam forum ini tidak terbatas pada bidang ilmu tertentu, tetapi diserahkan kepada kecenderungan peserta. Hasani juga mengatakan bahwa pada awalnya kegiatan ini diberi nama “Ngelantur Ilmiyah”, namun setelah dirasakan, ternyata nama aneh ini kurang membangkitkan semangat mahasiswa, maka dipilihnya nama yang lebih semangat “Bincang Serius”.

Dalam kajian perdana, forum “Bincang Serius” menampilkan pembicara oleh Alex Kusmardani dengan materi  "Mengenal Public Relation: Teori dan Aplikasi”. Alex mengambil materi ini karena PR adalah bagian yang penting dalam ilmu komunikasi yang harus diketahui oleh mahasiswa di Mesir ini. Alex juga menambahkan bahwa PR tentu sangat diperlukan dalam berdakwah pada zaman ini. Untuk itu mengenal public relation sangat erat dengan tugas alumni Mesir saat kembali ke masyarakat nanti.

Ketua DPD-PPMI Tanta, Nur Furqon Nashrullah. pada kesempatan tersebut berharap mudah-mudahan acara yang sangat penting ini dapat berlangsung secara istiqamah dwimingguan seperti yang direncanakan. Ketua DPD Tanta juga berharap, dengan kontinyuitas acara ini maka diharapkan semua anggota DPD-PPMI Tanta mendapat kesempatan menjadi pembicara, dan membuat makalah yang didiskusikan bersama.(MHA)
Sumber: AtdikCairo.org

Sabtu, 16 November 2013

Pengumuman Tentang Pengambilan Sembako Bulan November 2013

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam Sahabat Indonesia!
Diumumkan kepada Anggota DPD PPMI Tanta yang berdomisili di Tanta, untuk segera mengambil Beras & Minyak Goreng di Rumah Anggota DPD PPMI Tanta, dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Pengambilan dimuali pada hari Sabtu, 16 November 2013 dan berakhir pada Sabtu, 25 November 2013.
  • Jam pengambilan dimuali pada pukul 13.00 Wlt - 23.00 Wlt.
  • Jika pada tempo yang telah ditetapkan belum diambil, maka sembako dialihkan ke DPD.
Atas perhatian dan partisipasi Anda, kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jumat, 15 November 2013

Dr. Jamal Ad-Daqaq Devinisikan Identitas Seorang Azhari

“Seorang mahasiswa Al-Azhar belum bisa dikatakan Azhari  kecuali jika memenuhi 3 kriteria khusus,  antara lain: berakidah Ahlussunnah Waljama'ah, bermadzhabkan salah satu dari empat Madzhab fiqh (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyyah, Hanabilah), dan bermanhajkan manhaj tazkiyah atau metode pemurnian diri dari segala sifat buruk dan tercela, serta berusaha menjadi seorang muslim yang  bertakwa.” Demikian  Prof. Dr. Sheikh Jamal Faruq Ad-Daqaq dalam HalaqohI lmiyyah yang  diadakan di Aula Griya Jawa Tengah KSW, Mutsallats, Nasr City Cairo, Senin (11/11).

Acara yang  diselenggarakan atas kerjasama antara Keluarga Masyarakat JawaTimur (GAMAJATIM) di Mesir, Kelompok Studi Walisongo(KSW), dan Senat Mahasiswa Indonesia di Mesir Fakultas Ushuluddin (Sema-Ushuluddin) tersebut mengambil sebuah tema: “Definisi Seorang Azhar di tinjau dari Aqidah, Syariah, dan Akhlaqnya  serta Bagaimana Menanggapi Banyaknya Perbedaan dengan antar mereka".  Tema tersebut  dipilih melihat pentingnya bagi mahasiswa Al-Azhar untuk mengetahui jati diri seorang Azhari yang sebenarnya dan bagaimana cara melihat perbedaan dari berbagai masalah yang ada. 

Dalam presentasinya, Dr. Jamal antara lain menjelaskan bahwa adanya perbedaan di dunia ini adalah merupakan sebuah rahmat, bukan ancaman yang bisa berakibat memecah belah umat. Karena, hakekat dari perbedaan itu sendiri adalah untuk mempermudah kita di dalam menjalankan syariah. Dr. Jamal menambahkan bahwa perbedaan pendapat di dalam masalah agama sering terjadi pada masalah-masalah furu`iyah, bukan masalah yang pokok.  Jadi seorang muslim tidak perlu mengkafirkan muslim yang lain, hanya karena masalah furu`iyah. (MHA)

Sumber: AtdikCairo.org

Kamis, 14 November 2013

Rumah Kedua

TELAH lama Danar memendam keinginan untuk membeli rumah baru lagi. Rumah baru yang bisa memberinya kenyamanan dan ketenteraman batin. Tak harus besar dan megah, yang penting rumah itu bisa memberinya kedamaian.

Sering Danar membayangkan, di rumah baru itu nanti ia akan di istimewakan lagi. Pelayanan yang menyenangkan, perhatian yang lebih, cinta yang kembali muda, pokoknya semua yang kini telah hilang dari rumah lamanya akan kembali ia dapat.

Yang rnengganjal dalam pikirannya kini adalah: kelima anaknya pasti takkan menyetujui pilihannya ini, semua mata di luaran juga akan memandang buruk, semua mulut akan menjadikannya menu lezat dalam setiap pergunjingan, dan mungkin juga, ia pun akan kehilangan kelima anaknya jika tak bisa memberikan penjelasan mengapa ia begitu membutuhkan sebuah rumah baru.

Tentu nanti takkan mudah untuk memberikan penjelasan kepada kelima anaknya. Di samping umur mereka yang masih belia, yang pasti butuh waktu panjang untuk dapat memahami kondisi ayahnya-pastilah mereka juga takkan rela jika ayahnya menjadi seorang pengkhianat.

“Yang tertua pasti akan jadi pemimpin adik-adiknya untuk menjadi pembela ibunya kelak,” Danar mengungkapkan kegalauannya kepada Indra, seorang teman yang juga mempunyai nasib serupa dirinya.

Pertemanannya dengan Indra dimulal ketika mereka sama-sama limbung dan ingin menghibur diri di sebuah kafe. Dari keakraban yang semakin terjalin, kini Danar tahu bahwa Indra telah bertindak lebih cepat daripada dirinya. Pengusaha properti itu telah memiliki sebuah rumah baru tanpa sepengetahuan istri dan anak-anaknya.

“Cari saja secara diam-diam, Nar. Daripada kamu tersiksa lama-lama,” Indra menanggapi.

“Tapi lambat laun kan pasti ketahuan, Ndra?”

Lelaki tambun di hadapannya itu malah tertawa keras, “Kalau enggak berani ketahuan, ya enggak usah mikir ke sana lah. Kamu kok lucu sekali, Nar,” mengejek.

Danar terdiam. Ucapan Indra ada benarnya juga. Dibutuhkan keberanian untuk memilih keputusan itu. Ini juga bukan persoalan rasa tega semata. Ini adalah persoalan kebutuhan untuk dirinya sendiri.

**
Malam telah merangkak ke puncak. Danar baru saja pulang dari pekerjaan besar yang amat melelahkan. Hal pertama yang terbayang dalam kepalanya adalah istrinya telah menyiapkan air hangat untuk mandinya. Disusul pijatan ringan di atas tempat tidur sekadar untuk menghibur tubuhnya yang telah disergap Ielah dan penat. Atau kemesraan-kemesraan kecil sekadar untuk mengusir jenuh yang membuntutinya seharian tadi.

Namun hawa itu nyatanya masih saja tercium ketika Danar keluar dari mobil yang telah ditepikannya di garasi. Dan aromanya semakin kuat tercium. Mbok Jum yang membukakan pintu untuknya. Sepi. Ia tertegun sejenak di ambang pintu.

“Ada apa, Pak?” tanya perempuan paruh baya, yang telah dua puluh tahunan mengabdi kepadanya.

Perempuan yang telah dlanggapnya sebagal pengganti mendiang ibunya itu mungkin saja juga sudah mencium kemelut yang mengepung hatinya. Terlihat dari perhatiannya yang belakangan tampak berlebih, seolah Danar adalah anak kandungnya sendiri. Namun tetap saja semua itu tak bisa mengurangi sepi yang terus-terusan menguntit Danar belakangan ini.

“Tak apa-apa, Mbok. Tidurlah. Terima kasih,” ia melangkah dengan perasaan tak nyaman.

Tiba-tiba saja ia merasa seperti telah tersesat masuk ke dalam sebuah hutan belantara. Sepi dan ngelangut mengepung. Dingin. Menyeramkan. Danar ingin lari saja dari tempat itu. Tapi lari ke mana?

**
Semuanya seperti lintasan-lintasan mimpi dalam kepala Danar.

“Meski kecil dan sederhana, aku yakin kamu pasti akan suka dan betah tinggal di dalanmya.”

Indra yang menunjukkan rumah itu. Mungil, sederhana, jauh dari hiruk-pikuk kota, dan terasa sejuk di mata. Tak butuh waktu lama untuk memutuskan. Rumah baru itu ia beli tanpa sepengetahuan anak istrinya. Bahkan untuk menikmati kenyamanan yang telah lama diimpikannya itu, Danar pun rela berbohong kepada istri pertamanya dengan berbagai macam alasan.

Rasanya seperti kembali muda lagi. Suasana dan pelayanan di rumah baru mengingatkannya pada masa-masa awal berumah tangga. Semangat hidupnya tumbuh berlipal-lipat. Semua urusan berat dalam pekerjaan bukan lagi menjadi siksaan. Hari jadi penuh pelangi. Dua puluh empat jam dalam sehari jadi terasa kurang.

“Bagaimana rasanya?” tanya Indra suatu ketika.

Danar hanya tertawa. Tentu saja Indra tak membutuhkan jawaban dari pertanyaan itu, karena ia juga memiliki dua rumah tanpa pengetahuan istri pertamanya.

Saat kembali bermalam di rumah lama, semua benar-benar terasa berbeda. Tak ada lagi lolongan kesepian saat semuanya telah dibekap malam. Tak ada lagi jenuh yang selalu berusaha membunuhnya diam-diam, karena malam-malamnya telah kembali terisi mimpi-mimpi penuh wama. Cinta yang baru mekar membangunkan apa-apa yang semula membeku. Meski anak-anak telah besar dalam dunia mereka sendiri. Meski istri tuanya tak lagi memperhatikan detail perasaannya dan lebih suka sibuk sendiri mengurusi anak-anaknya.

Kini, tujuh hari Danar jadi terbagi. Empat hari di rumah lama, tiga hari di rumah baru. Selama beberapa minggu ia sanggup bertahan seperti itu. Namun, lama-lama akhirnya ada perasaan sayang yang membuatnya ingin lebih lama menikmati kenyamanan rumah baru.

Bukan hanya soal suasana baru yang membuat betah. Betapa banyak hal-hal baru lainnya yang ia dapati di rumah baru, yang tak pernah ia dapati di rumah lama. Perhatian, keromantisan, segala suasananya seakan membuatnya muda kembali.

**
TELAH lima hari Danar tinggal di rumah barunya. Ia tinggalkan alasan seperti biasanya di rumah lama; urusan kerja. Tentu saja kerja untuk menyenangkan diri sendiri. Telah lama ia menginginkan hal ini. Sesekali memanjakan diri sendiri. Toh keluarganya tak pernah ada yang peduli menyangkut hal itu.

Hari keenam ia pikir akan berhasil menyudahi kemalasannya meninggalkan rumah baru. Namun ternyata tak, Danar malah semakin nyaman dan semakin enggan beranjak dari segala yang memanjakannya. Cinta, perhatian, kehangatan, dan suasana di runah baru benar-benar mengembalikan kemudaannya lagi. Hingga hari ketujuh berlalu, dan terlintaslah sebuah pikiran nakal dalam benaknya; ia akan memberikan lebih banyak harinya untuk rumah baru saja. Toh pulang ke rumah lama rasanya seperti pulang ke kuburan.

Namun alangkah terkejutnya Danar pagi itu. Ketika ia bercermin sehabis mandi, sama sekali tak ia dapati bayangannya. Seolah ia tak memiliki tubuh yang dapat ditangkap oleh cermin itu!

Ia meraba-raba tubuhnya sendiri. Jemarinya masih bisa menemukan tubuhnya itu. Tapi mengapa cermin tak bisa menangkap bayangannya?

“Cintaa…!” setengah teriak Danar memanggil istri mudanya.

“Coba sentuh tubuhku, raba, peluk, apakah jasadku ini nyata?” perintahnya setelah istri mudanya tergopoh-gopoh datang.

“Bagaimana? Apakah tubuhku in nyata?”

Perempuan muda itu berkerut-kerut keningnya.

“Cermin itu tak menampakkan bayanganku,” mengajak istri mudanya menatap cermin.

“Lha itu bayanganmu. Iiih...., Mas Danar aneh-aneh saja,” menunjuk bayangan lelaki di sampingnya dalam cermin.

“Benarkah? Mana?” masih juga tak bisa melihat bayangannya dalam cermin.

Merasa dikerjai lelakinya, perempuan muda itu pun meninggalkan lelakinya sambil ngedumel. Kembali kepada pekerjaannya di dapur.

Sementara itu Danar masih saja merasa aneh dan cemas. Ia merasa, sepertinya jasadnya masih tinggal di rumah lama. ***
Penulis: Adi Zamzam (Pikiran Rakyat, 3 Juni 2012)

Jumat, 08 November 2013

Pengumuman Tentang Pengambilan Uang Rusum


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam Sahabat Indonesia!
Diberitahukan kepada para anggota DPD PPMI Tanta yang namanya tercantum berikut, untuk datang ke Rumah Anggota pada hari Jum'at, 8 November 2013 pukul 20.00 WLT, guna mengambil uang rusum: 
  1. Aminudin Khudhori 
  2. M. Fattakhurrazak 
  3. Sarif Abdur Rouf 
  4. Sarif Abdur Rohim 
  5. Minbaul Jadid 
  6. Muhammad Zaim 
  7. Hasani Utsman 
  8. Alex Kusmardani 
  9. Ismail Fahmi Rizal 
  10. Ahmad Fauzan A. Chanif 
  11. Asep Hamzah SF 
  12. Imam Ropi'i 
  13. Jumali bin Untung 
  14. Sutadi Anang Yahya 
  15. Mustofa Kamal 
  16. Abdul Latif Fathan 
  17. Ahmad Alim Gong Hsb 
  18. Hengki Adi A 
  19. M. Musyafak 
  20. Nashirun Herman 
  21. Rohmat Hasan Basri 
  22. Mustain Yahya 
  23. A. Mukaafi Husna 
Atas perhatian dan kehadiran Anda, kami ucapkan terimakasih. 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 


Note: 
  1. Pengambilan tidak dapat diwakilkan karena harus menyertakan tanda tangan.
  2. Bagi teman-teman yang telah membayar rusum, dimohon untuk membawa faturohnya pada saat pengambilan.

Mengenal Metode Terbaru Menghafal Al-Quran Untuk Balita

Adalah tiga orang bersaudara berusia sangat belia, tampil di hadapan peserta Talkshow Metode Menghafal Al-Quran yang diselenggarakan oleh WIHDAH PPMI dalam rangka Peringatan Tahun Baru Hijrah di Aula Limas Nasr City (7/11). Ketiga belia bersaudara tersebut adalah Tabarak, Yazid dan Zeena. Putra Dr. Kamel Labuddin, asal Kota Tanta Garbeyah Mesir ini semuanya telah hafal Al-Quran dalam usia 4,5 tahun. Tabarak dan Yazid pernah dinobatkan sebagai Hafidz Al-Quran termuda di dunia oleh General Authority for Teaching the Qoran (al-Hai`ah al-amah lita`limil Quran) yang berkedudukan di Arab Saudi.

Ditanya tentang metode menghafal Al-Quran yang digunakan oleh ketiga putranya, Dr. Kamel Labuddin yang merupakan seorang pemikir dan penasehat umum Yayasan Nurul Qulub dan Lembaga Tahfidz al-Qur’an Tabarak dan Yazed di Tanta, mengatakan bahwa bayi yang baru lahir secara umum diberi kemampuan untuk mendengar, kemudian melihat, lalu berbicara atau mengeluarkan suara. Kamel menambahkan bahwa intinya seorang balita itu merekam yang didengarkan sejak dini. Untuk itu, kalau sejak bayi sudah selalu mendengar Al-Quran, dia akan mudah menghafal ketika sudah mulai bisa bicara.

Terkait dengan bagaimana membimbing anak balita untuk menghafal Al-Quran, Doktor yang menganjurkan agar anak mulai diajarkan menghafal Al-Quran sejak usia 3 tahun ini antara lain mengatakan, “"Yang  harus dilakukan oleh pengajar sebelum memulai mengajari anaknya menghafal al-quran antara lain adalah menyiapkan tempat yang nyaman,  kesiapan pengajar,  memilih waktu yang cocok bagi anak untuk menghafal, dan diawali dengan niat  yang  tulus."

Presiden PPMI Mesir, Amrizal Batubara, S.S.,  di dalam sambutannya antara lain menyampaikan rasa kagumnya terhadap keluarga penghafal Al-Quran tersebut. Ia berharap putra-putri Indonesia ada yang bisa mengikuti jejak mereka dalam menghafal Al-Quran.

Sementara itu,  Ketua WIHDAH PPMI, Tsaqofina Hanifah, mengatakan, "Mengenal Dr. Kamel Labuddin di Tanta dan mendengar sepak terjang beliau mendidik 3 orang putra-putrinya serta Lembaga Al-Quran Tabarak yang dipimpinnya, saya tergerak untuk mengundang beliau mengenalkan metode menghafal Al-Quran untuk balita ini. Mudah-mudahan , dengan adanya acara ini kawan-kawan bisa membuat sebuah rencana baik untuk keluarga masa depan.” Tsaqofina menambahkan, “Kitalah sang ibu,  kita yang menjadi harapan untuk bisa mencetak generasi-generasi qurani,  menjadikan keluarga kita keluarga ahli Quran."

Setelah acara Talkshow, Penasehat Yayasan Nurul Qulub dan Direktur Lembaga Tahfidz Al-Quran “Tabarak” ini meminta putra-putrinya untuk tampil menghafal Al-Quran di hadapan peserta dialog. Setelah membacakan ayat Al-Quran, peserta dipersilahkan untuk menguji hafalan mereka. Ketiga belia tersebut bukan saja hafal ayat-ayat yang diucapkan dengan lantang, tetapi mereka juga bisa menyebutkan letak ayat yang dibacanya di halaman berapa dan bagian atas/bawah, kiri/kanan dalam mushaf Al-Quran.

Acara yang diselenggarakan oleh WIHDAH bersama Keputrian Masisir ini disiarkan langsung oleh Radio PPI Dunia. Selain Talkshow, acara peringatan Tahun Baru Hijrah juga dimeriahkan oleh Lomba Membaca Berita Bahasa Arab, Penampilan siswa-siswi TK ABA dan Hadrah Fatayat PCI-NU Mesir. Hadir dalam acara tersebut Presiden PPMI, Ketua dan Pengurus WIHDAH, Ibu-ibu Darma Wanita Persatuan KBRI Cairo dan anggota WIHDAH PPMI Mesir.  (MHA)

Sumber: AtdikCairo.org

Jumat, 01 November 2013

Meriah! Pagelaran Seni Budaya Nusantara, Peringati Sumpah Pemuda

Dalam rangka mengisi rangkaian acara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-85 tahun 2013 di Mesir, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Mesir, pada tanggal 30 Oktober 2013 mengadakan Pagelaran Seni Budaya Nusantara, bertempat di Auditorium American Future School, Nasr City, Cairo.

Presiden PPMI, Amrizal Batubara di dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa pemuda, adalah sosok yang tahan banting dalam keadaan apapun, Amrizal juga sepakat bahwa pemuda sejati adalah yang menghargai waktu di dalam hidupnya. “Setiap pemuda harus punya inisiatif di dalam menghadapi langkah-langkah hidupnya, pemuda tidak menyia-nyiakan waktu, pergantian antar kegiatan selalu diisi dengan hal yang berguna, karena hakekatnya, istirahat itu adalah pergantian dari satu aktifitas ke aktifitas lain (arrahatu fi tabaadul el-a`mal”, kata Amrizal berapi-api.

Dahlia Kusuma Dewi, Sekretaris II, Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Cairo, di dalam sambutannya mewakili Bapak Duta Besar RI, antara lain menyampaikan tentang sejarah dibentuknya sebuah Negara Indonesiia.

“Banyak PR kita sebagai generasi muda untuk membangun Indonesia. Indonesia ini lahir bukan dari Negara yang utuh. Kita sebagai pemuda memahami bahwa untuk mengumpulkan dan menyamakan visi itu tidak mudah, tapi itu sudah dikerjakan oleh para pendahulu kita yang menyatukan Indonesia menjadi satu bangsa dengan satu bahasa dan satu tanah air.” Demikian Dahlia menyinggung sejarah terjadinya Sumpah Pemuda.

Dahlia menambahkan bahwa pemuda-pemudi Indonesia saat ini masih memiliki PR untuk menyatukan busana nasional yang bisa mempresentasikan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, melihat begitu banyaknya ragam busana di Indonesia.

Dalam pagelaran yang dihadiri lebih dari 200 penonton itu, antara lain ditampilkan Tari Saman, Tari Melayu, Angklung, Tari Minangkabau, Tari Tortor dan diakhiri dengan penampilan seni beladiri Indonesia,TapakSuci. (MHA)
 
Sumber: AtdikCairo.org