Minggu, 22 September 2013

Keshahihan Kitab Imam al-Bukhori

Shohih al-Bukhori, siapa yang tak kenal dengan nama kitab yang masyhur ini, seluruh umat Islam pun akan mengatahui siapa beliau sosok muslim yang zuhud, wara' serta diakui kesahihannya. Dalam sejarah yang tertulis al-Imam al-Bukhori adalah perawi hadits yang paling shahih setelah al-Qur'an. Ia adalah sosok orang yang sederhana dan wara', beliau dilahirkan di Bukhoro, Uzbekistan saat ini, bertepatan pada tanggal 13 Syawal 194 H setelah salat jum'at. Nama asli beluiau adalah Muhammad Isma’il bin Ibrahim al-Mughiroh bin Bardizbah bin al-Ahnaf al-Ju'fi al-Bukhori.

Nama sesungguhnya adalah Muhammad nama bapak beliau adalah Isma’il, ayahnya adalah salah satu murid imam besar pada masa itu, Imam Malik. Ayah beliau termasuk muslim yang zuhud, wara' dan ibunya pun seorang yang ahli ibadah dan sangat hati-hati terhadap hal-hal syubhat dan haram. Sudah jelas bahwa Imam Bukhori terlahir dari keluarga yang sangat kental terhadap syariat Islam. Sangat menjaga haqîqat iman dan islam serta sangat patuh terhdap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, takwa adalah kata yang tepat bagi keluarga Imam al-Bukhori.

Adapun beberapa waktu setelah kelahirannya, Imam al-Bukhori sempat kehilangan penglihatannya, namun dari itu ibunya selalu berdoa siang malam demi kesembuhan anaknya agar anaknya dapat kembali melihat. Pada suatu malam ibunya bermimpi bertemu dengan nabi Ibrahim As. beliau berkata pada ibu Imam Bukhori, “Bahwa perempuan ini berdoa siang malam dan menangis demi kesembuhan anaknya, maka anaknya akan kembali dapat melihat", lalu setelah itu ibunya terbangun dan melihat Imam Bukhori sudah dapat melihat kembali. Ayahnya meninggal dunia semasa Imam Bukhori kecil.

Ketika beranjak dewasa, Imam Bukhori condong untuk menghafal hadits-hadits, waktu itu Imam Bukhori berumur 16 tahun, namun Imam Bukhori sudah banyak menghafal banyak hadits. Ia menggali ilmu hadits pada Imam termasyhur dimasanya seperti Imam Muhammad as-Salam al-Baikandiy. Setelah itu, ia bersama ibunya dan saudara lelakinya pergi ke Makkah Al-Mukarromah untuk melaksanakan ibadah haji. Ibu dan saudaranya kembali ke Bukhoro, namun Imam Bukhori menatap di Makkah untuk pergi ke Madinah karena ia ingin mendalami hadits dan ilmu hadits. Setelah itu, beliau pergi hijrah untuk terus menggali ilmu hadits ke Bashroh, Kuffah, Bagdad, Syam, Mesir, al-Jazera, dan sebagainya. Imam al-Bukhori berhasil menulis kitab-kitahb hadits yang sangat mengagumkan umat Islam di dunia, kumpulan hadits Imam Bukhori adalah hadits paling sahih di antara imam yang lainnya, termasuk Imam Muslim yang terkumpul dari Kutubussittah yang mencangkup (Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Nasai', Imam at-Tirmidzi, dan Imam Ahmad). Istimewanya kitab Shahih Imam Bukhori adalah dalam penetapan hadits-hadits bukan hanya menurut bab fiqih saja, namun beliau juga menulis dan membukukkan hadits-hadits sahih dalam bab ilmu.

Adapun kitab hadits sahih yang sangat terkenal adalah (al-Jami' as-Shahîh al-Musnad al-Mukhtashar min Hadits Rasulillâh Saw. wa Sunnanihi wa Ayyamihi). Disebut dengan al-Jami', karena beliau menuliskan hadits seluruhnya bukan hanya beberapa bab dalam fiqih ataupun ilmu. Beliau menulis dan meriwayatkan hadits sangat rapi dan teratur. Didalamnya terdapat hadits dengan keutamaan dan kabar-kabar perkara hari ini esok dan yang telah berlalu. Hadits yang menceritakan bagaimana wahyu diturunkan dan seperti apa dunia itu diciptakan sudah terangkum dalam susunan hadist al-Imam al-Bukhori.

As-Shahîh yang bermaknakan bahwa: "Semua hadist Imam Bukhori shahîh mutawatir, tidak diragukan lagi kesahihannya dan hadist-nya jelas dengan sanad yang wâsil. Tidak ada hadist yang dha'îf ( lemah), adapun ahad. Karena al-Imam al-Bukhori tidak akan menulis dan memasukan hadist yang masih belum jelas kesahihannya ataupun yang masih dha'îf apalagi yang maudhu'.

Al-Musnad yang berarti sanadnya benar-benar jelas dan tersambung, yang bermula dari Rasulullah Saw., lalu Shohabah, Tabi', tabi'-tabi'în hingga dari syekhnya sendiri. Karena Imam Bukhori menulis hadist dengan syarat tsubuit luqqi yaitu kepastian murid bahwa ia benar-benar belajar dengan syekh dan bertemu langsung dengannya, serta mengetahui, seberapa besar rasa hormatnya terhadap syekhnya. Karena dengan itu akan menambah kesahihan hadist itu sendiri. Al-Imam al-Bukhori sangatlah berhati-hati dalam menulis hadist. Beliau tidak akan menulis hadist hanya dengan syarat bahwa perawi itu sudah bertemu dan ber-talaqqi serta memiliki hafalan yang sangat kuat untuk diakui kesahihhnya.

al-Mukhtashar min Hadist Rasulillâh Saw., yang mana hadist-hadist yang ia tulis adalah jelas dari Rasulullah Saw. Min sunnanihi wa Ayyamihi, dari semua perbuatan, perkataan dan sikap perintah dan larangan yang Rasul berikan dan riwayatkan oleh para Shahâbah Radhiyallâhu 'Anhum.
Al-Imam al-Bukhori menulis hadist dengan bab fiqhiyah kurang lebih 91 kitab yang sudah ia tulis. Kitab shâhih terdiri dari kitab shalat, puasa, zakat, dan muamalah, jihad dan peperangan, sejarah, kesehatan dan kedokteran, makanan dan minuman, adab, dan sebagainya. Semuanya sudah ada di dalam kitab shâhih Imam al-Bukhori. Dan semua bab itu, tertulis dalam beberapa bab sekitar 3882 bab. Ini semua menunjukan bahwa Imam al-Bukhori benar-benar faqîh, dan pemahamannya yang dalam dan ringkasan yang sangat baik dan teratur serta tertata.

Jumlah hadist yang ada dalam Shâhih Bukhori dari matan yang tersambung kurang lebih 2602 hadist dan dari hadist yang marfu' kurang lebih 159 hadist, jadi jika dukumpulkan jumlah semuanya adalah 2761 hadist. Dan ada beberapa hadist yang tidak terhitung karena banyak dan meluas sekali hadist dan kitab-kitab yang sudah ia tulis. Banyak ulama yang mensyarah dan memaparkan tentang hadist-hadist yang masih mubham ataupun masih perlu penjelasan para ulama, ulama yang sangat terkenal dan paling terpercaya adalah al-Imam Ibnu Hajar al-'Asqolani. Dalam penjelasan hadist Imam Bukhori. Imam Ibnu Hajar al-'Asqolani sangatlah paham dan hafal serta jelas dalam menjelaskan hadist, ilmu dan hikmah yang terkandung dalam hadist-hadist yang sudah dikarang oleh al-Imam al-Bukhori. Imam Ibnu Hajar al-'Asqolani adalah ulama yang sangat kuat hafalannya, maka dari itu ia menulis syarah "Fathul Bâri", dan ini adalah kitab yang paling bagus diantara kitab syarah lainnya.

Imam Bukhori menulis hadist berdasarkan dua metode, sesuai dengan bab fiqih ataupun ilmu. Salah satunya, beliau menetapakn bab-bab tentang ilmu dari 'aqidah, al-ahkâm, ar-ruqoq, adab, at-thoâm wa syarob, bab tafsir wa târikh wa syiyar, bab asa safar wal qiyam wal qu'ud, bab fitan, dan yang terakhir bab munaqob wa matsâlib. Kitab ini biasa di sebut Atsamânniyah atau al-Jami' al-Bukhori dan at-Tirmidzi. Imam Bukhori menulis hadist-hadist dengan metode yang paling pertama dalam islam yaitu wahyu, apa itu iman, islam, dan ihsan. Lalu sambungnya kepada kitab fiqih yang sudah dijelaskan diatas.

Beginilah Imam al-Bukhori menulis kitab Shâhih Bukhori-nya dengan lugas dan jelas. Imam Bukhori adalah sosok pekerja keras dimasa hidupnya. Beliau wafat pada tahun 257 H, saat itu ia berumur 62 tahun, beliau wafat pada malam Idul Fitri dan dikebumikan setelah selesai melaksanakan shalat îed. Sungguh sangat mengagumkan warisan ulama muslim satu ini, bahkan selain beliau pun masih banyak ribuan ulama muslim yang berhasil mencetak karya-karya emasnya. Semoga kita adalah ahli waris yang sudah tercatat dalam takdir baik mereka, hingga Islam akan tetap jaya dan selamanya menerangi dunia. Wallâhu a'lam bishawâb.

Penulis: Ajeng al-Qomarie (Alumni Universitas al-Azhar Alexandria)