Menyikapi perkembangan situasi keamanan di Mesir, Atase Pendidikan KBRI
Cairo (Dr. Fahmy Lukman, M.Hum) beserta Sekretaris III Protokol Konsuler
(Puji Basuki) mengevakuasi 3 mahasiswi yang tinggal di asrama mahasiswi
milik Majelis ‘Ala, Kementerian Wakaf Mesir. Asrama tersebut terletak
di kawaan Tahrir Square yang merupakan salah satu pusat aksi massa, baik
sebelum maupun setelah revolusi. Evakuasi dilakukan atas permintaan
kepala asrama (Madam Azzah) kepada KBRI.
“Saya mohon dengan hormat agar KBRI segera mengevakuasi mahasiswi
Indonesia yang tinggal di asrama ini secepatnya” pinta kepala asrama
kepada KBRI via telpon.
Merespon permintaan tersebut, Atdik dan Sekretaris III Protkons segera bergerak ke lokasi. Setiba di lokasi, Kepala Asrama menyambut tim KBRI. Ia membuka percakapannya dengan memohon maaf kepada tim KBRI, sebab telah meminta evakuasi hanya via telpon. “Ini dalam keadaan darurat. Semalam di depan asrama ini terjadi demo besar-besaran. Sebetulnya asrama ini sangat aman. Hanya saja dalam kondisi ini, saya tidak mau berspekulasi. Saya tidak mau melepas mereka, sebab mereka sudah seperti anak saya sendiri. Akhlak mereka sangat baik dan tidak pernah membuat masalah di asrama ini” ucap kepala asrama.
“Justru kami sangat berterima kasih kepada para pengelola asrama, sebab kami segera diberi tahu terkait kondisi di sini, sehingga kami bisa segera mengevakuasi mereka sebelum kondisi di sini semakin buruk. Kami sangat senang dengan kerja sama seperti ini” ucap tim KBRI.
Menurut kepala asrama, jumlah mahasiswi yang tinggal di asrama tersebut adalah 7 orang, 4 di antaranya sedang liburan di luar asrama. Jadi yang perlu dievakuasi hanya 3 orang.
Ketika ditanya sampai kapan evakuasi ini berlangsung, kepala asrama menjawab “saya tidak tahu sampai kapan. Yang pasti, jika kondisi keamanan sudah membaik, saya akan segera kabari KBRI untuk mengembalikan mereka ke asrama” jawabnya penuh harap.
Tiga mahasiwi yang dievakuasi tersebut adalah: Dian Andriani Pancarini (mahasiswi tingkat IV Fak. Syariah Universitas al-Azhar) asal Bekasi Utara, Rida Amita (mahasiswi tingkat IV, Fak. Ushuluddin Universitas al-Azhar) asal Provinsi Lampung dan Nurul Izzah Miftahul Jannah (siwi kelas II SLTA al-Azhar) asal Surabaya Jawa Timur.
Merespon permintaan tersebut, Atdik dan Sekretaris III Protkons segera bergerak ke lokasi. Setiba di lokasi, Kepala Asrama menyambut tim KBRI. Ia membuka percakapannya dengan memohon maaf kepada tim KBRI, sebab telah meminta evakuasi hanya via telpon. “Ini dalam keadaan darurat. Semalam di depan asrama ini terjadi demo besar-besaran. Sebetulnya asrama ini sangat aman. Hanya saja dalam kondisi ini, saya tidak mau berspekulasi. Saya tidak mau melepas mereka, sebab mereka sudah seperti anak saya sendiri. Akhlak mereka sangat baik dan tidak pernah membuat masalah di asrama ini” ucap kepala asrama.
“Justru kami sangat berterima kasih kepada para pengelola asrama, sebab kami segera diberi tahu terkait kondisi di sini, sehingga kami bisa segera mengevakuasi mereka sebelum kondisi di sini semakin buruk. Kami sangat senang dengan kerja sama seperti ini” ucap tim KBRI.
Menurut kepala asrama, jumlah mahasiswi yang tinggal di asrama tersebut adalah 7 orang, 4 di antaranya sedang liburan di luar asrama. Jadi yang perlu dievakuasi hanya 3 orang.
Ketika ditanya sampai kapan evakuasi ini berlangsung, kepala asrama menjawab “saya tidak tahu sampai kapan. Yang pasti, jika kondisi keamanan sudah membaik, saya akan segera kabari KBRI untuk mengembalikan mereka ke asrama” jawabnya penuh harap.
Tiga mahasiwi yang dievakuasi tersebut adalah: Dian Andriani Pancarini (mahasiswi tingkat IV Fak. Syariah Universitas al-Azhar) asal Bekasi Utara, Rida Amita (mahasiswi tingkat IV, Fak. Ushuluddin Universitas al-Azhar) asal Provinsi Lampung dan Nurul Izzah Miftahul Jannah (siwi kelas II SLTA al-Azhar) asal Surabaya Jawa Timur.
Sumber: AtdikCairo.org