Adalah
tiga orang bersaudara berusia sangat belia, tampil di hadapan peserta
Talkshow Metode Menghafal Al-Quran yang diselenggarakan oleh WIHDAH PPMI
dalam rangka Peringatan Tahun Baru Hijrah di Aula Limas Nasr City
(7/11). Ketiga belia bersaudara tersebut adalah Tabarak, Yazid dan
Zeena. Putra Dr. Kamel Labuddin, asal Kota Tanta Garbeyah Mesir ini
semuanya telah hafal Al-Quran dalam usia 4,5 tahun. Tabarak dan Yazid
pernah dinobatkan sebagai Hafidz Al-Quran termuda di dunia oleh General
Authority for Teaching the Qoran (al-Hai`ah al-amah lita`limil Quran)
yang berkedudukan di Arab Saudi.
Ditanya
tentang metode menghafal Al-Quran yang digunakan oleh ketiga putranya,
Dr. Kamel Labuddin yang merupakan seorang pemikir dan penasehat umum
Yayasan Nurul Qulub dan Lembaga Tahfidz al-Qur’an Tabarak dan Yazed di
Tanta, mengatakan bahwa bayi yang baru lahir secara umum diberi
kemampuan untuk mendengar, kemudian melihat, lalu berbicara atau
mengeluarkan suara. Kamel menambahkan bahwa intinya seorang balita itu
merekam yang didengarkan sejak dini. Untuk itu, kalau sejak bayi sudah
selalu mendengar Al-Quran, dia akan mudah menghafal ketika sudah mulai
bisa bicara.
Terkait
dengan bagaimana membimbing anak balita untuk menghafal Al-Quran,
Doktor yang menganjurkan agar anak mulai diajarkan menghafal Al-Quran
sejak usia 3 tahun ini antara lain mengatakan, “"Yang harus dilakukan
oleh pengajar sebelum memulai mengajari anaknya menghafal al-quran
antara lain adalah menyiapkan tempat yang nyaman, kesiapan pengajar,
memilih waktu yang cocok bagi anak untuk menghafal, dan diawali dengan
niat yang tulus."
Presiden
PPMI Mesir, Amrizal Batubara, S.S., di dalam sambutannya antara lain
menyampaikan rasa kagumnya terhadap keluarga penghafal Al-Quran
tersebut. Ia berharap putra-putri Indonesia ada yang bisa mengikuti
jejak mereka dalam menghafal Al-Quran.
Sementara
itu, Ketua WIHDAH PPMI, Tsaqofina Hanifah, mengatakan, "Mengenal Dr.
Kamel Labuddin di Tanta dan mendengar sepak terjang beliau mendidik 3
orang putra-putrinya serta Lembaga Al-Quran Tabarak yang dipimpinnya,
saya tergerak untuk mengundang beliau mengenalkan metode menghafal
Al-Quran untuk balita ini. Mudah-mudahan , dengan adanya acara ini
kawan-kawan bisa membuat sebuah rencana baik untuk keluarga masa depan.”
Tsaqofina menambahkan, “Kitalah sang ibu, kita yang menjadi harapan
untuk bisa mencetak generasi-generasi qurani, menjadikan keluarga kita
keluarga ahli Quran."
Setelah
acara Talkshow, Penasehat Yayasan Nurul Qulub dan Direktur Lembaga
Tahfidz Al-Quran “Tabarak” ini meminta putra-putrinya untuk tampil
menghafal Al-Quran di hadapan peserta dialog. Setelah membacakan ayat
Al-Quran, peserta dipersilahkan untuk menguji hafalan mereka. Ketiga
belia tersebut bukan saja hafal ayat-ayat yang diucapkan dengan lantang,
tetapi mereka juga bisa menyebutkan letak ayat yang dibacanya di
halaman berapa dan bagian atas/bawah, kiri/kanan dalam mushaf Al-Quran.
Acara
yang diselenggarakan oleh WIHDAH bersama Keputrian Masisir ini
disiarkan langsung oleh Radio PPI Dunia. Selain Talkshow, acara
peringatan Tahun Baru Hijrah juga dimeriahkan oleh Lomba Membaca Berita
Bahasa Arab, Penampilan siswa-siswi TK ABA dan Hadrah Fatayat PCI-NU
Mesir. Hadir dalam acara tersebut Presiden PPMI, Ketua dan Pengurus
WIHDAH, Ibu-ibu Darma Wanita Persatuan KBRI Cairo dan anggota WIHDAH
PPMI Mesir. (MHA)
Sumber: AtdikCairo.org